hari pertama kembali ke kantor di tahun 2017. dan
saya, yang biasanya menumpang kendaraan rekan kerja saya di kantor, hari ini
terpaksa berangkat sendiri dengan menaiki angkot. bukan hal baru sih buat saya - mengingat sim saya hanya diperpanjang sebagai pajangan di dompet – tapi ya
dalam kondisi baru selesai hujan, saya akui saya sedikit malas untuk berjalan
menuju pemberhentian angkot.
beruntung, angkot yang saya tumpangi tidak berjalan
dengan lambat (yang mana itu adalah mimpi buruk bagi para penumpang angkot di
pagi hari) dan dalam waktu singkat saya sudah bisa tiba di kantor. tentu saja,
begitu turun dan memberikan ongkos saya tidak lupa mengucapkan terima kasih
pada sang supir.
hanya sebuah kata ‘terima kasih’, namun percaya lah
kebaikan seperti ini perlu untuk dibudayakan. pengalaman bertahun-tahun naik
angkot memberitahu saya bahwa banyak (tapi tidak semua!) yang – katakanlah
mungkin – lupa untuk berterima kasih pada sang supir. padahal ya kalau
dipikir-pikir berkat supir angkot kita jadi bisa tiba di kantor kan.
jadi ya, menurut saya sih tidak ada salahnya
apabila kita membiasakan diri untuk mengucapkan terima kasih. bukan hanya
kepada supir angkot tapi juga orang-orang lain yang memberikan bantuan pada
kita (biasanya sih kita jarang sadar sudah dibantu). toh membudayakan ucapan
terima kasih pada abang becak ataupun supir angkot tidak membuat kita serta
merta jatuh ke kasta sosial yang paling rendah, malahan menurut saya dapat
mengajarkan kita tentang ketulusan selain juga memberi semangat pada mereka
untuk mencari rezeki. bukankah menghargai seseorang adalah bentuk sebuah
kebaikan?!
kalau sudah begini, berani untuk membudayakan terima kasih dan menjadi pelanggan yang
berbudi?!
*buka laptop
bikin laporan*
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer