mengawali tahun ini, saya akan
mulai satu proyek kecil untuk saya nikmati sendiri (dan semua bisa membawa
kebaikan untuk yang lain). sebuah proyek tentang berbagi cerita seputar hal-hal
baik yang saya lakukan ataupun orang lain lakukan setiap harinya. besar atau
kecilnya kebaikan itu bukan menjadi hal yang utama, selama perspektif saya
bilang itu baik ya akan saya bagikan di blog ini. bukan untuk pamer kebaikan,
tapi (meski hanya sekedar cerita) bukankah sesuatu yang baik itu lebih
menyenangkan untuk dibagi?!
untuk cerita pertama yang akan
saya bagi adalah tentang saya dan keinginan membeli rumah. ya, sebagai manusia
biasa tentu lah saya punya keinginan untuk memiliki rumah pribadi sendiri.
tempat dimana nanti saya akan menghabiskan waktu menumpuk buku-buku bacaan
ataupun belajar membuat kue dari resep rekan kerja saya. ya, saya tidak mau
muluk-muluk soal tujuan utama saya.
singkat cerita saja, saya
mendapati iklan tentang sebuah rumah yang dijual. dengan ukuran tanah yang
cukup luas dan lokasi yang dekat dengan kantor, harga yang ditawarkan membuat
saya langsung tertarik. berhubung lokasinya dekat dengan rumah sahabat saya di
kantor, saya pun segera menghubungi cece (begitu saya biasa memanggilnya
meskipun dia nggak punya darah tionghoa) dan menanyakan seputar rumah tersebut
dan kebetulan... cece (ternyata) kenal sama yang punya rumah.
sayangnya, kesumringahan saya
mesti terhenti begitu cece bilang kalo dia dengan berat hati tidak merekomendasikan
rumah tersebut. saya tanya alasannya apa padanya. usut punya usut ada hal yang
setelah disampaikan cece membuat hati saya bergetar dan akhirnya memutuskan
untuk membatalkan niat saya (meski dalam hati godaan tetap ada) membeli rumah
tersebut.
saya tidak tahu pasti alasan
sebenarnya apa (dan saya pikir saya juga tidak butuh untuk tahu) tapi mendengar
bahwa apabila rumah tersebut terjual maka aka ada seorang ibu yang (menurut
pendapat saya) tega menempatkan anak kandungnya (yang hidup dengan disabilitas)
ke panti bukan karena ketidakmampuan ekonomi ataupun keterbatasan fisik. hati
saya terenyuh saat itu juga. saya tidak akan menempatkan orang tua saya di
panti jompo, jadi saya juga tidak mau ditempatkan di panti oleh orang tua saya.
saya pikir adalah sebuah kebaikan untuk tidak menjadi bagian dari hal (yang
menurut saya) bukan sesuatu yang bisa menjadi suri teladan dalam kehidupan. sesederhana itu
saja alasannya.
bukankah tidak sulit membuat
kebaikan?!
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer