sore tadi, ketika saya pulang
dari kantor dengan ds (teman yang biasa saya tebengin setiap harinya) kami
mampir ke pasar tradisional buat beli kelapa pesanan istrinya. nah, ketika ds
masuk ke kios, seseorang menegur saya yang menunggu di parkiran.
“baru pulang kerja, bang?” tanya
pria yang saya taksir berusia sekitar dua puluh lima tahunan dengan tubuh
tambunnya.
saya tidak mengenal orang
tersebut. dan saat itu tentu hanya ada dua pilihan. menjawab pertanyaannya atau
menganggapnya angin lalu.
“iya,” jawab saya sambil tersenyum.
saya memilih opsi pertama.
“capek kali nampaknya ya, bang,”
ujarnya dengan logat medan kentalnya.
“lumayan lah,” saya membalas
tanpa melepas senyum.
“sekarang apa-apa mahal, bang.
jangan banyak kali abang berpikir. makin pening kita nanti,” ia kembali
berkata.
“ya, kita jalanin aja, bang. biar
enak,” sahut saya.
selanjutnya saya terlibat
percakapan singkat tentang kondisi perekonomian dengan seseorang yang sama
sekali tidak saya kenal. saya jadi tahu kalau harga cabe sekarang sudah mulai
turun.
pria itu bukan pakar ekonomi.
mungkin salah satu asisten pemilik kios kelapa tersebut. yang jelas saya tidak
menyesal ngobrol singkat dengannya. cukup menghibur setelah berjibaku dengan
pekerjaan kantor.
hari ini ada sesuatu yang menjadi
pelajaran buat saya. bahwa bersikap
ramah membuka kesempatan saya untuk tahu lebih banyak. tentang beberapa
hal, yang selama ini mungkin tidak pernah ada di benak saya.
*lanjut bikin sambel terasi*
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer