“kalau jajan itu, jangan cuma
divisi ini aja yang dibeliin! divisi kami juga lah!”
saya sudah siap menggigit tahu
sumedang ketika melihat cece terpaku mendengar ucapan rekan kerja senior
bertubuh pendek dengan rambut cokelat yang dulu sempat diwarnai seperti
megaloman.
“bukan cuma orang ini yang kerja,
kami juga ya!”
nada ketus dapat saya tangkap
dari sang senior pada rekan kerja kami yang baru saja membawakan tahu sumedang
buat kami.
“orang-orang ini aja yang kalian
belikan, kami nggak!”
omelannya masih berlanjut seraya
mengambil tahu sumedang (yang bahkan tidak kami tawari padanya). beliau
mengunyah sambil berjalan melewati kami berdua menuju pintu keluar.
“dibeliin?!”
cece mendesis sambil
geleng-geleng kepala. saya menatap tahu sumedang yang sudah hampir masuk ke
mulut saya.
...
beberapa orang mungkin terlahir
untuk berkomentar kasar tentang apa yang tidak dia tahu tapi ikut menikmatinya.
beberapa orang juga mungkin terlahir dengan tingkat keirian yang didasari atas
penilaian sepihak tanpa pernah bertanya tentang kebenaran. beberapa orang pada
akhirnya hanya mampu mencibir orang lain sebagai usaha atas ketidakmampuan yang
ia miliki. ya, beberapa orang yang memang tersebar merata ke seluruh penjuru
bumi.
...
“besok kita jajan lagi ya, ce!”
akhirnya tahu sumedang itu
berhasil saya kunyah.
“besok kita beli bakwan paku!”
janji cece sebelum akhirnya ikut
mencomot tahu sumedang.
yah... begitulah hidup. tak perlu
memberitahu yang tak mau tahu.
anjing menggonggong, khafilah berlalu.
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer