boleh dibilang sepanjang hari ini
saya lalui dengan cukup menyenangkan sampai akhirnya saya mendapat ‘kejutan’ di
penghujungnya. ya namanya hidup ya... ‘kejutan’ pun tetap harus diambil
hikmahnya.
oleh karena batuk saya belum
sembuh juga, malam ini saya memutuskan untuk kembali membeli obat batuk di
apotek terdekat. saya tidak langsung dilayani begitu tiba, mengingat saya hanya
melihat satu petugas (saya tidak menyebutnya apoteker) dan ada tiga pembeli di
apotek tersebut. sekitar lima menitan, saya akhirnya dihampiri salah satu
petugas. masih muda dan saya taksir usianya hampir dua puluhan. petugas itu
terlihat cukup bingung ketika saya menyebutkan nama obat batuk generik yang
saya minta. ia menyuruh saya – yang dalam hati bertanya, kenapa petugas apotek
tidak mengerti nama obat yang saya sebutkan barusan – menunggu. butuh waktu
sekitar sepuluh menitan menunggu kepastian ada tidaknya obat saya, sampai
‘kejutan’ itu saya alami.
saya mendengar bentakan dari
petugas – yang saat kehadiran saya tampak sibuk melayani pembeli – kepada
petugas yang melayani saya. telinga saya menangkap rangkaian kalimat yang menyatakan
obat yang saya minta itu tidak pernah ada dalam kategori generik dan umpatan
kata ‘bodoh’ darinya.
tidak ada balasan dari petugas
yang melayani saya, pun dari saya. usai mengucapkan terima kasih, saya pun
beranjak dan berjanji pada diri saya sendiri untuk tidak lagi datang ke apotek
tersebut.
apa yang saya lakukan mungkin
tidak akan mempengaruhi pendapatan apotek tersebut, tapi saya percaya apa yang
saya lakukan adalah bentuk penghargaan yang saya berikan kepada nilai
kesopanan. orang lain boleh mengatakan hal tersebut biasa-biasa saja, namun
buat saya itu luar biasa.
seberapa pintar pun kita jangan pernah
menghardik orang lain dengan kata-kata kasar, sebab semua orang tahu kalau di
atas langit masih ada langit yang lebih tinggi.
Free Template Blogger
collection template
Hot Deals
BERITA_wongANteng
SEO
theproperty-developer