Personal Data

Foto Saya
aL dhimas
put the word in: uncommon
Lihat profil lengkapku

(mencoba) ikhlas

Jumat, 11 Juli 2014 | Label: , , | 0 komentar

masih dalam hitungan bulan, saya kehilangan seorang sepupu saya... ramadhan kali ini saya (kembali) harus kehilangan seseorang yang saya sayangi dari lingkungan keluarga.

tante, yang biasa saya panggil ibu, pergi mendahului saya dan keluarga menjelang dikumandangkannya azan ashar sebagai penanda pergantian hari. sebuah berita yang membuat saya hampir kehabisan nafas saat mendengarnya.

ibu adalah sosok periang yang mampu mengubah suasana menjadi penuh canda tawa dengan kehadirannya pada setiap pertemuan keluarga. ibu mampu men-cover hampir semua cerita sedih yang biasa turut hadir di sela-sela percakapan dalam pertemuan keluarga. ibu yang ceria selalu punya keoptimisan yang bisa di bagi saat menasehati kami – anak-anak dan keponakannya – yang kerap kali membuat pusing para orang tua kami. ibu sebagai seorang guru selalu berhasil menenangkan hati kami ketika para orang tua menolak pendapat kami. karena itu rasa kehilangan akan beliau begitu kuat menyelimuti kami, terutama saya.

sampai saat ini kekaguman saya terhadap sosok ibu takkan pernah habis. saya selalu menerima fakta bergaris tebal bahwa setiap manusia punya masalah, tapi ibu berhasil mengajarkan saya bahwa ketegaran adalah sesuatu yang harus saya miliki saat menghadapi masalah selain tersenyum dan tertawa sebagai obat paling mujarab seberat apapun masalah yang sedang kita hadapi. selama ini canda tidak pernah lepas dari bibir ibu setiap kali kami bertemu. selalu saja ada bahan candaan yang bisa membuat kami tertawa dan melupakan sejenak beban hidup kami. satu hal yang tidak akan pernah bisa saya lupakan.

ibu merupakan motor dalam keluarga besar kami. beliau kaya akan ide-ide segar sebagai akibat kesupelannya dalam pergaulan. ada saja hal-hal (terutama makanan) unik yang disampaikannya dan membuat kami tergugah untuk mencoba. sosoknya yang mampu membagi tugas tanpa harus memerintah kepada kami semua setiap kali ada hajatan dalam keluarga besar kami. she’s the leader, yang tanpanya keberadaan keluarga besar kami seperti sayur tanpa garam. hambar. meski begitu saya berharap semoga setelah kepergian ibu hari ini, keluarga besar kami tetap bisa bergandengan tangan menyusuri hari.

kematian memang sesuatu yang pasti. saya tak ingin menangis, tapi apa lah daya yang bisa saya lakukan ketika air mata itu jatuh sendiri. bukan dipaksa melainkan karena begitu besarnya rasa kehilangan yang saya terima. ini salah saya, yang begitu manja sampai sebegitu sulit menerima kenyataan bahwa saya harus bisa mandiri setelah ibu pergi.

merindukan ibu adalah satu hal yang lain lagi, tapi pagi ini... saya siap mencoba untuk berbesar hati. melapangkan dada dan mengikhlaskan kepergian ibu agar beliau bisa berjalan tenang dalam kedamaian abadi.

bukankah rasa sayang saya pada ibu harus dibuktikan dengan keikhlasan melepas beliau ke Yang Maha Memiliki?!
 
source: dok. pribadi
innalillahi wa innailaihi rojiun...

selamat jalan, ibu... peluk sayang dari keponakanmu yang keras kepala ini.

tunggu saya di sudut surga nanti.

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer