siang tadi pas lagi sibuk beres-beres,
secara nggak sengaja baca newsticker
di salah satu stasiun tv swasta. beugh… lebaran berpotensi berbeda tanggal dari
tanggal semula. tarik nafas sebentar terus lanjut lagi beres-beres.
sorenya sambil ngobrol sama keluarga, muncul
berita di tv kalo (seperti biasa) lebaran kali ini akan berbeda antara yang
satu dengan yang lain. tarik nafas sebentar terus masuk ke kamar. mendingan nulis blog sambil nunggu buka.
capek. setiap lebaran selalu saja begitu.
nggak. saya nggak ngomongin soal ‘ini kan masalah paham’. udah terlalu banyak
dibahas. ya, terserah lah kalo memang masalah paham, mazhab, atau apalah istilah yang mereka pakai. saya cuma berpikir
tentang satu hal, kenapa sih lebaran lebih sering bedanya daripada samanya.
petinggi-petinggi itu bilang ‘perbedaan itu
indah’, ‘mari kita saling menghormati perbedaan’, ‘jangan jadikan perbedaan
sebagai alat pemecah’, dan sebagainya lah. for God’s sake, keluarga saya juga terdiri dari berbagai paham yang berbeda
bahkan ada yang menganut kepercayaan yang berbeda, dan yah… we’re fine of that!
dulu. waktu saya masih bawa buku laporan
pahala saat ramadhan, lebaran selalu sama. nggak pernah beda-beda kayak
sekarang. kok bisa ya?! apa bulan dulu lebih bercahaya jadi lebih bisa dilihat?
perasaan peralatan sekarang jauh lebih canggih untuk melihat benda-benda
angkasa? apa mungkin dulu, media nggak membesar-besarkan perbedaan itu ya?!
tapi kenapa sekarang jadi dibesar-besarkan, bahkan terkesan kebablasan
memberitakannya? mungkin juga karena dulu petingi-petinggi negara ini diisi
orang-orang bijak?! hmmm… mungkin bukan itu. petinggi-petinggi dulu kan sering
dikatakan hasil KKN, ya kan?! saya jadi geleng-geleng kepala kalo ingat semua itu.
saya nggak mempersoalkan soal siapa benar
siapa salah, tapi apa nggak bisa petinggi-petinggi yang dipercayai oleh seluruh
rakyat mencoba untuk saling berangkulan, mengesampingkan ego sejenak untuk
memudahkan rakyat bersilaturahmi ke rumah kerabat atau tetangga tanpa harus
bertanya ‘udah lebaran belum?’?! bukankah kalian, para bijak yang disumpah
untuk menentramkan negeri ini?!
berbeda memang indah, saya akui itu, tapi
kita sudah terlalu sering berbeda. tentang satu hal ini saja, saya memohon.
kita berada di jalan yang sama, lalu mengapa harus berbeda waktu merayakan
kemenangan?! please...
satu tweet
masuk ke timeline saya. dari seorang
teman. katanya, ‘lontong sudah selesai dimasak. apapun ceritanya saya lebaran
besok.”.
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer