aL dhimas

lebaran = pit stop/start

Rabu, 31 Agustus 2011 | Label: Pintu 1: Hidup | 0 komentar

‘gimana lebarannya?’

aku ngirimin pesan singkat buat salah satu teman.

‘biasa aja. nothin’ spesial’

aku ngerutin kening. kayaknya ada yang salah, tapi aku nggak komentar apa-apa. mungkin dia ada masalah.

timeline saya menerima tweet baru.

‘lebaran kali ini nggak semangat’.

kali ini aku senyum sambil mengomentari tweet tersebut.

‘sama’.

ya, lebaran kali ini harus kuakui memang agak kurang semangat. selain keluhan soal perbedaan waktu ngerayain lebarannya, masih ada beberapa hal yang bikin kurang bersemangat.

masih sering nggak bisa nahan emosi pas puasa. kondisi badan juga nggak fit – pas puasa ketahuan kalo menyimpan kadar kolesterol yang tinggi –. lengkaplah rasanya kalo ramadhan kemaren kayak berlalu gitu aja. nggak bisa menuhin kotak pahala buat menyeimbangkannya dengan kotak dosa di ‘timbangan’ nanti. kayaknya masa kontrak di neraka entar nggak bisa dipersingkat. beugh…

kurang semangat? ya. nothin’ special?! it’s a big no!

biarpun kurang semangat tapi lebaran kali ini (dan selalu) spesial. rasanya persis kayak tahap eliminasi di amazing race. kita berjalan jauh, berhasil, melupakan semua kesalahan yang kita buat atau peserta lain buat terhadap kita, dan siap memulai babak selanjutnya untuk balapan lagi. dan ya… kita nggak pernah tahu kita bakal tereliminasi atau nggak di babak selanjutnya. so, pas lebaran kita wajib (hukumnya) bersyukur, masih dikasih satu babak lagi buat terus berjalan dan berkreasi di bumi ini. cuma lebaran yang bisa nyiptain perasaan kayak begitu. makanya aku selalu ngerasa lebaran itu spesial. sebiasa apapun cara kita merayakannya.

minal aidin wal faidzin semua ya!

mohon maaf lahir batin.

selamat hari raya idul fitri…

big hug for you all!

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

tentang satu hal ini saja

Senin, 29 Agustus 2011 | Label: Pintu 1: Hidup | 0 komentar

siang tadi pas lagi sibuk beres-beres, secara nggak sengaja baca newsticker di salah satu stasiun tv swasta. beugh… lebaran berpotensi berbeda tanggal dari tanggal semula. tarik nafas sebentar terus lanjut lagi beres-beres.

sorenya sambil ngobrol sama keluarga, muncul berita di tv kalo (seperti biasa) lebaran kali ini akan berbeda antara yang satu dengan yang lain. tarik nafas sebentar terus masuk ke kamar. mendingan nulis blog sambil nunggu buka.

capek. setiap lebaran selalu saja begitu. nggak. saya nggak ngomongin soal ‘ini kan masalah paham’. udah terlalu banyak dibahas. ya, terserah lah kalo memang masalah paham, mazhab, atau apalah istilah yang mereka pakai. saya cuma berpikir tentang satu hal, kenapa sih lebaran lebih sering bedanya daripada samanya.

petinggi-petinggi itu bilang ‘perbedaan itu indah’, ‘mari kita saling menghormati perbedaan’, ‘jangan jadikan perbedaan sebagai alat pemecah’, dan sebagainya lah. for God’s sake, keluarga saya juga terdiri dari berbagai paham yang berbeda bahkan ada yang menganut kepercayaan yang berbeda, dan yah… we’re fine of that!

dulu. waktu saya masih bawa buku laporan pahala saat ramadhan, lebaran selalu sama. nggak pernah beda-beda kayak sekarang. kok bisa ya?! apa bulan dulu lebih bercahaya jadi lebih bisa dilihat? perasaan peralatan sekarang jauh lebih canggih untuk melihat benda-benda angkasa? apa mungkin dulu, media nggak membesar-besarkan perbedaan itu ya?! tapi kenapa sekarang jadi dibesar-besarkan, bahkan terkesan kebablasan memberitakannya? mungkin juga karena dulu petingi-petinggi negara ini diisi orang-orang bijak?! hmmm… mungkin bukan itu. petinggi-petinggi dulu kan sering dikatakan hasil KKN, ya kan?! saya jadi geleng-geleng kepala kalo ingat semua itu.

saya nggak mempersoalkan soal siapa benar siapa salah, tapi apa nggak bisa petinggi-petinggi yang dipercayai oleh seluruh rakyat mencoba untuk saling berangkulan, mengesampingkan ego sejenak untuk memudahkan rakyat bersilaturahmi ke rumah kerabat atau tetangga tanpa harus bertanya ‘udah lebaran belum?’?! bukankah kalian, para bijak yang disumpah untuk menentramkan negeri ini?!

berbeda memang indah, saya akui itu, tapi kita sudah terlalu sering berbeda. tentang satu hal ini saja, saya memohon. kita berada di jalan yang sama, lalu mengapa harus berbeda waktu merayakan kemenangan?! please...

satu tweet masuk ke timeline saya. dari seorang teman. katanya, ‘lontong sudah selesai dimasak. apapun ceritanya saya lebaran besok.”.

saya senyum miris. saya siap untuk sahur dengan lontong plus kari kambing besok.

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

a little more time on you

Minggu, 21 Agustus 2011 | Label: Pintu 2 : Self | 0 komentar

ramadhan tahun ini lebih banyak ngabisin waktu sama temen-temen kantor. nggak lain nggak bukan karena ramadhan tahun ini kerjaan lagi seabreg-abreg (akibat akan bergantinya kepala kantor plus masuknya semester kedua tahun ini), alhasil lebih banyak ngabisin waktu di kantor. hmm… nggak juga ding! ada juga kerjaan yang dibawa ke luar kantor (tapi teteup bersama orang-orang kantor).

undangan buka puasa bersama dari yang lain terpaksa ditolak dulu nih, kecuali undangan rutin tiap tahun buat buka bersama sehari sebelum cuti lebaran. hehehehe.

pada awalnya sih rada bete juga, kenapa harus terus-menerus ketemu sama orang-orang kantor. tapi setelah dipikir-pikir dan dijalani… this is my world now. and thanks god, orang-orang kantorku ternyata punya ‘kegilaan’ yang nyaris setara denganku. hihihihi… jadinya apa yang semula ngebetein berubah jadi nyenengin.

ini nih beberapa ‘keeksisan’ yang sempat diabadikan. thanks ya, faisal buat kerja kerasnya mendapatkan gambar-gambar yang oke (kecuali bagian dalam kamar ya!). hehehehe.

# foto-foto lokasi hotel tempat pekerjaan dibawa ke luar kantor (alias rapat kerja)